USULAN
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
PENGARUH
JUMLAH RAGI TEMPE TERHADAP KUALITAS PEMBUATAN TEMPE DARI ARTOCARPUS HETEROPHYLLUS LAMK.
BIDANG
KEGIATAN:
PKM-ARTIKEL
ILMIAH
Diusulkan
oleh:
A.H.
Bahroini Ilma (123654233/2012)
Ma’murotus
Saidah (123654209/2012)
Nur
Jannatin (133
UNIVERSITAS
NEGERI SURABAYA
SURABAYA
2014
Formulir Penilaian Usulan PKM-AI
Judul Kegiatan
|
:
|
Pengaruh
Jumlah Ragi Tempe Terhadap Kualitas Pembuatan Tempe Dari Artocarpus Heterophyllus Lamk.
|
||||
Bidang Kegiatan
|
:
|
PKM-AI
|
||||
Bidang Ilmu
|
:
|
Sains
|
||||
Penulis Utama
|
:
|
A.H.Bahroini Ilma
|
||||
NIM
|
:
|
123654233
|
||||
Jumlah Anggota
|
:
|
2 orang
|
||||
Anggota 1
|
:
|
Ma’murotus Saidah
|
||||
Anggota 2
|
:
|
Nur Jannatin
|
||||
Dosen Pembimbing
|
:
|
|||||
Perguruan Tinggi
|
:
|
Universitas Negeri Surabaya
|
||||
Fakultas/Progam Studi
|
:
|
FMIPA/Pendidikan Sains
|
||||
No
|
KRITERIA
|
Bobot
(%)
|
Skor
|
NILAI
(Bobot x Skor)
|
||
1
|
JUDUL
Kesesuaian isi
dan judul artikel
|
5
|
||||
2
|
ABSTRAK
Latar belakang, Tujuan, Metode, Hasil, Kesimpulan,
Kata Kunci
|
10
|
||||
3
|
PENDAHULUAN
Persoalan yang
mendasari pelaksanaan
Uraian
dasar-dasar keilmuan yang mendukung
Kemutakhiran
substansi pekerjaan
|
10
|
||||
4
|
TUJUAN
Menemukan teknik/konsep/metode sebagai jawaban
atas persoalan
|
5
|
||||
5
|
METODE
Kesesuaian dengan persoalan yang akan diselesaikan,
Pengembangan metode baru, Pengaruh metode yang sudah ada
|
25
|
||||
6
|
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Kumpulan dan kejelasan penampilan data,
Proses/teknik pengolahan data, Ketajaman analisis dan sintesis data,
Perbandingan hasil dengan hipotesis atau hasil sejenis sebelumnya
|
30
|
||||
7
|
KESIMPULAN
Tingkat ketercapaian hasil dengan tujuan
|
10
|
||||
8
|
DAFTAR PUSTAKA
Ditulis sesuai dengan peraturan medel Harvard atau
Vancouver, Sesuai dengan uraian sitasi, Kemutakhiran pustaka
|
5
|
||||
TOTAL
|
100
|
|||||
PENGARUH
JUMLAH RAGI TEMPE TERHADAP KUALITAS PEMBUATAN TEMPE DARI ARTOCARPUS HETEROPHYLLUS LAMK.
ABSTRAK
Tempe merupakan jenis makanan hasil proses
fermentasi yang sangat digemari, karena
memiliki cita rasa yang khas dan relatif murah harganya. Di samping itu tempe
sudah dikenal oleh masyarakat indonesia sebagai makanan bergizi tinggi.
Proses fermentasi tempe juga telah diterapkan dalam pengolahan berbagai jenis
kacang-kacangan menjadi produk makanan yang sangat digemari, termasuk oncom
yang dibuat dari bungkil kacang tanah. Kapang dari jenis rhizopus
merupakan organisme terpenting dalam fermentasi tempe. Sejumlah spesies yang
sering ditemukan dalam tempe ialah R.oryzae, R. oligosporus, R. stolonifer,
R. arrhizus. Di antara spesies tersebut R. oryzae dan R.
oligosporus memegang peran utama dalam fermentasi tempe.
Pembuatan tempe secara sederhana dapat dilakukan dengan
menggunakan ragi tempe yang mudah dijumpai di toko-toko sekitar kita. Beberapa jenis
ragi/kapang yang digunakan yaitu R.oryzae, R. oligosporus, R. stolonifer,
R. arrhizus akan mempengaruhi sifat
organoleptik tempe yang dihasilkan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh jumlah ragi tempe terhadap kualitas pembuatan tempe dari artocarpus
heterophyllus lamk..
Rancangan percobaan yaitu dengan merendam biji artocarpus heterophyllus lamk selama 1 hari, mencuci sampai bersih, memasak
hingga keluar buih dimana merupakan tanda bahwa biji sudah empuk
, mendinginkan, menguliti, menotong nenjadi ukuran yang kecil-kecil, dan member
ragi serta membungkusnya. Tujuan dari percobaan ini untuk mengetahui pengaruh jumlah ragi tempe terhadap kualitas pembuatan tempe dari artocarpus
heterophyllus lamk dengan mengamati hasil akhir dari tempe tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah ragi tempe mempengaruhi kualitas
tempe yang dihasilkan.
Kata
kunci : tempe, ragi tempe,
Organoleptik , artocarpus
heterophyllus lamk
ABSTRACT
Tempe is the result of fermentation
of food types that are very popular , because it has a distinctive taste and
relatively inexpensive . In addition, tempeh is already known by the people of
Indonesia as a highly nutritious food . Tempeh fermentation process has also
been applied in the processing of various types of nuts into food products that
are very popular , including oncom made from peanut meal . Rhizopus mold of
the type of organism is important in tempeh fermentation . A number of species
are often found in tempeh is R.oryzae , R. oligosporus , R. stolonifer , R.
arrhizus . Among the species R. oryzae and R. oligosporus plays a central role
in tempeh fermentation . Making tempeh can simply be done by using tempeh are
easily found in stores around us . Several types of yeast / mold used is
R.oryzae , R. oligosporus , R. stolonifer , R. arrhizus will affect the
organoleptic properties of tempe produced . The purpose of the study was to
determine the effect of the amount of tempeh tempeh -making quality of
Artocarpus heterophyllus Lamk .. The design of the experiment is to soak the
seeds Artocarpus heterophyllus Lamk for 1 day , washed it clean , cook until
the froth out which is a sign that the seeds are soft , cool , skinning ,
menotong nenjadi small size , and a member of the yeast and wrap . The purpose
of this experiment to determine the effect of the amount of tempeh tempeh
-making quality of Artocarpus heterophyllus Lamk by observing the outcome of
the tempeh . The results showed that the amount of influence the quality of
soybean tempeh produced .
Kata kunci: tempe, ragi tempe,
organoleptik, Artocarpus heterophyllus Lamk
PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara yang kaya akan flora
dan fauna. Flora dan fauna tersebut berasal baik dari Indonesia maupun dari
negara lain. Hal tersebut dikarenakan Indonesia dilewati jalur perdagangan yang
memungkinkan tersebarnya flora dan fauna dari negara lain sampai ke Indonesia.
Termasuk salah satunya tumbuhan nangka yang diyakini berasal dari India, yakni wilayah Ghats bagian barat, di mana
jenis-jenis liarnya masih didapati tumbuh tersebar di hutan hujan di sana.
Pohon nangka termasuk dalam suku-suku Moraceae yang satu famili dengan pohon
durian, pohon sirsak, dan pohon sirkaya.
Pada umumnya nangka dibedakan menjadi dua jenis yaitu nangka bubur
dan nangka salak. Nangka memiliki nilai ekonomis dan kandungan gizi yang tinggi
pada buahnya yang berbau harum-manis, berdaging, dan kadang-kadang berisi cairan
(nektar) yang manis. Akan tetapi tidak banyak orang mengetahui bahwa biji
nangka atau yang biasa disebut beton juga memiliki
nilai ekonomis dan juga kandungan gizi yang berguna bagi tubuh. Sebenarnya
beton memiliki kandungan selain karbohidrat yaitu mengandung energi
sebesar 165 kilokalori, protein 4,2 gram, karbohidrat 36,7 gram, lemak 0,1
gram, kalsium 33 miligram, fosfor 200 miligram, dan zat besi 1 miligram.
Selain itu di dalam beton juga terkandung vitamin A, vitamin B1 sebanyak 0,2
miligram dan vitamin C sebanyak 10 miligram. Hasil tersebut didapat dari
penelitian terhadap 100 gram beton, dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak
75 %.
Umumnya orang hanya mengetahui bahwa beton diolah dengan cara
direbus dan dimakan sebagai sumber karbohidrat tambahan. Dan hal tersebut tidak
banyak diminati orang karena rasa dan penampilannya yang kurang menarik. Bahkan
di era globalisasi saat ini beton bisa dikatakan
hanya dianggap sebagai limbah rumah tangga. Oleh karena itu, penulis berusaha
mencari inovasi terbaru dari pengolahan beton yaitu dengan brownies beton ini. Selain mengolah beton menjadi
menarik, penulis juga berharap dengan pengolahan ini dapat mengurangi limbah
rumah tangga berupa beton. Kandungan karbohidrat yang terdapat pada beton juga
bisa menjadi alternatif pilihan dalam pembuatan brownies selain gandum yang
pada dasarnya merupakan hasil import. Karena saat ini Indonesia sangat tergantung
dengan import dari negara lain. Apalagi dengan jumlah penduduk yang sangat
besar, konsumsi Indonesia pun terang bukan urusan yang sepele sehingga
menimbulkan permintaan gandum terutama dalam bentuk tepung terigu sangatlah
tinggi. Dengan menjadikan beton sebagai bahan pembuatan brownies, penulis juga
berharap brownies beton ini dapat memberi inspirasi untuk mengembangkan inovasi
dan kreasi terhadap beton sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomis beton.
RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam penelitian ini
yaitu: bagaimanakah pengaruh jumlah ragi
tempe terhadap kualitas pembuatan tempe dari artocarpus heterophyllus lamk?
TUJUAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh jumlah ragi
tempe terhadap kualitas pembuatan tempe dari artocarpus heterophyllus lamk
METODE
1. Variabel
a. Variabel
bebas : jumlah ragi tempe
b. Variabel
terikat : sifat organoleptik
(warna, aroma, rasa, kekentalan)
c. Variabel
kontrol : masa
2. Alat
dan bahan
a. Alat
1) Panci 1
buah
2) Kompor 1
buah
3) Sendok 1
buah
4) Baskom
kedap udara 1
buah
5) Gelas
ukur 1
buah
6) Kain
tebal 1
buah
b. Bahan
1) Susu
cair 600
mL
2) Susu
bubuk full cream 6
sendok makan
3) Starter
yogurt cair (Yakult) 3
sendok makan
4) Starter
yogurt padat (Bio Kul Plain Yogurt) 3
sendok makan
3. Langkah
kerja
a. Memasukkan
6 sendok makan susu bubuk full cream ke
dalam 600 mL susu cair
b. Memanaskan
susu dengan suhu 80o C. Suhu dijaga agar stabil selama 15 menit
untuk sterilisasi, sambil terus diaduk agar susu tidak pecah.
c. Mendinginkan
susu dengan cara diangin-anginkan. Menunggu hingga suhu hangat-hangat kuku
(tidak sampai benar-benar dingin).
d. Memasukkan
3 sendok makan yakult pada 300 mL susu dalam baskom pertama, mengaduk
pelan-pelan hingga merata.
e. Memasukkan
3 sendok makan bio kul plain yogurt
pada 300 mL susu dalam baskom kedua, mengaduk pelan-pelan. Proses pengadukan
yang benar adalah masih ada butir-butir yogurt yang tersisa di dasar baskom.
f. Menutup
rapat baskom hingga tidak ada udara yang
dapat keluar-masuk.
g. Membungkus
baskom dengan kain tebal dan meletakkan baskom di tempat teduh dengan suhu
ruang.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan, didapatkan data sebagai berikut:
Sifat
Organoleptik
|
Starter
Yogurt Cair
|
Starter
Yogurt Padat
|
Warna
|
Putih pucat
|
Putih agak kekuningan
|
Rasa
|
Dominasi masam tajam
|
Masam agak gurih
|
Aroma
|
Berbau masam agak segar
|
Berbau susu agak busuk
|
Kekentalan
|
Kental agak padat
|
Kental agak padat
|
Berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan, sifat organoleptik yang dapat diamati yaitu warna pada yogurt yang
menggunakan starter yogurt cair adalah putih pucat, sementara yogurt yang
menggunakan starter yogurt padat warnanya putih agak kekuningan. Rasa yogurt
yang menggunakan starter yogurt cair adalah dominasi masam tajam, sementara
yogurt yang menggunakan starter yogurt padat rasanya masam namun agak gurih.
Aroma yogurt yang menggunakan starter yogurt cair adalah berbau masam agak
segar, sedangkan yogurt yang menggunakan starter yogurt padat berbau susu agak
busuk. Kekentalan yogurt yang menggunakan starter yogurt cair adalah kental aga
padat, sama seperti kekentalan yogurt yang menggunakan starter yogurt padat.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan
bahwa jenis starter yogurt yaitu padat dan cair dapat memengaruhi sifat
organoleptik yogurt yang dihasilkan yaitu rasa, warna, dan aroma. Namun jenis
starter tidak memengaruhi kekentalan yogurt yang dihasilkan.