MAKALAH
MANFAAT BIOTEKNOLOGI
MANFAAT BIOTEKNOLOGI
Oleh :
NAMA : MA’MUROTUS SA’IDAH
NIM : 12030654209
PRODI : PENDIDIKAN SAINS B 2012
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan peradaban manusia telah membawa kita kepada
sebuah era yang sangat berbeda dari beberapa dasawarsa sebelumnya. Manusia
telah mengalami perubahan pandangan dalam melihat eksistensi dirinya di tengah
kemajuan iptek saat ini. Seolah-olah manusia berlomba dengan waktu dalam
memaksimalkan pemanfaatan alam sebesar-besarnya untuk mensejahterakan umat
manusia. Akan tetapi esensi dari usaha untuk mengoptimalkan produksi pangan
demi kesejahteraan manusia kadang terlupakan menjadi sebuah usaha yang sangat
eksploitif.
Alam sudah menyediakan segalanya demi keberlangsungan
hidupnya umat manusia. Akan tetapi manusia memiliki keterbatasan dalam hal
mengolahnya sehingga secara terus menerus ada upaya mencari jalan pemecahannya.
Fakta tentang adanya sumber daya alam yang melimpah dengan kecendrungan yang
semakin berkurang seiring masa berlalu mengakibatkan manusia berfikir mencari
solusi dari permasalahan tersebut. Hal tersebut terjadi dalam upaya memenuhi
kebutuhan manusia akan sumber pangan. Seperti yang dikemukakan oleh Maslow
bahwa kecendrungan pertambahan penduduk tidak seimbang dengan pertambahan
ketersediaan pangan. Sehingga para ilmuwan berupaya menemukan cara
mengoptimalkan hasil pertanian dan peternakan melalui pemanfaatan teknik baik
dari tingkat paling sederhana sampai yang moderen. Pemanfaatan bioteknologi
dalam usaha meningkatkan ketersediaan pangan dan bahan kesehatan telah
mendapatkan hasil yang memuaskan dengan ditemukan teknik kultur jaringan,
kloning dan rekayasa genetika dan lain-lain.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Bioteknologi?
2. Apakah manfaat perkuliahan
bioteknologi bagi mahasiswa ditinjau dari segi entrepreneurship?
3. Apakah manfaat perkuliahan
bioteknologi bagi mahasiswa ditinjau dari segi kurikulum?
1.3 Tujuan
Tulisan
ini bertujuan untuk menambah wawasan para pembaca, khususnya para mahasiswa,
fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Negeri Surabaya agar mereka
mengetahui apa bioteknologi sendiri serta manfaat pentingnya mempelajari matakuliah
bioteknologi ditinjau dari segi interpreneurship dan kurikulum, sehingga pada
akhirnya dapat meningkatkan mutu pendidikan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Bioteknologi
Bioteknologi berasal dari kata latin
yaitu bio (hidup), teknos (teknologi = penerapan)dan logos (ilmu). Bioteknologi
adalah cabang biologi yang mempelajari pemanfaatan prinsip ilmiah dan rekayasa
terhadap ormone, proses biologis untuk meningkatkan potens iorganisme maupun
menghasilkan produk dan jasa bagi kepentingan manusia.bisa diartikan juga. Bioteknologi
adalah penggunaan biokimia, mikrobiologi, dan rekayasa genetika secaraterpadu
untuk menghasilkan barang atau lainnya bagi kepentingan manusia. Bioteknologi
dibagi ke dalam 2 bagian, yaitu bioteknologi modern dan bioteknologi konvensional.
Salah satu contoh dari bioeknologi konvensional adalah pembuatan tape .Dan
salah satu contoh dari bioteknologi modern adalah rekayasa genetika. Ciri-ciri
utama bioteknologi adalah adnya benda biologi berupa benda mikroorganisme
tumbuhan atau hewan, adanya pendayagunaan secara teknologi dan ormone,
dan produk yang dihasilkan adalah hasil ekstraksi dan pemurnian.
Generasi pertama adalah bioteknologi
sederhana yaitu penggunaan mikroba yangmasih secara tradisional dalam produksi
makanan dan tanaman ataupun pengawetanmakanan, sebagai contoh yaitu pembuatan
tempe, tape, cuka, dan lain-lain. Generasi kedua adalah proses berlangsung
dalam keadaan tidak steril, sebagai contoh pembuatan kompos dan produksi bahan
kimia. Generasi ketiga adalah proses dalam keadaan tidak steril, sebagaicontoh
produkasi antibiotic dan ormone. Generasi keempat adalah generasi
bioteknologi baru, sebagai contoh produksi insulin.
2.2 Pentingnya Bioteknologi dari
Sisi Entrepreunership
1. Pemanfaatan Bioteknologi Dalam
Bidang Pertanian
Dewasa
ini telah banyak ditemukan bibit unggul dengan mengadakan hibridisasi sehingga
mendapatkan varietas baru yang diinginkan. Melalui teknik hibridisasi telah
didapatkan varietas unggul seperti kacang-kacangan dan serealia. Varietas padi
yang bersifat unggul memiliki rasa yang enak, tahan penyakit, daya simpan lama
dan berumur pendek. Pengendalian hama dewasa ini telah dikembangkan melalui
pengendalian hama secara biologis, karena penggunaan pestisida dapat menyeabkan
hama menjadi resisten, sisa pestisida dapat mencemari lingkungan dan residunya
tersimpan dalam tanaman yang akan menimbulkan berbagai masalah bagi kehidupan
manusia. Pengendalian hama dpat dilakukan dengan berbagai cara antara lain :
1.
Untuk memanfaatkan predator alamiah, contoh : hama lebah
penyengatuntuk kupu-kupu artona yang merusak kelapa.
2.
Untuk memutuskan siklus hidup hama, misalnya dengan
mengadakan rotasi tanaman
3.
Untuk menggunakan bibit unggul tahan lama, misalnya VUTW (
Varietas Unggul Tahan Wereng )
4.
Untuk penyediaan bahan makanan khususnya perbanyakan bibit
tanaman dikembangkan teknik kultur jaringan untuk perbanyakan tanaman
perkebunan yang diperbanyak secara vegetatif dan menghasilkan banyak tanaman
klon dari sejumlah jaringan awal
2. Pemanfaatan Bioteknologi Dalam
Bidang Kesehatan
Bioteknologi
di bidang kesehatan dewasa ini difokuskan untuk penemuan obat-obatan dalam
hal-hal seperti tersebut di bawah ini :
1.
Memerangi penyakit jantung dan saluran darah, kanker dan
kencing manis.
2.
Mendapatkan antibiotika yang lebih baik dan lebih murah
untuk melawan penyebaran mikroorganisme menular yang telah menjadi resisten
terhadap antibiotika konvensional.
3.
Menemukan vaksin untuk melawan virus (hepatitis, influenza,
rabies) dan penyakit malaria serta penyakit tidur.
4.
Dapat melakukan uji diagnosis yang cepat dan tepat untuk
membantu dokter dalam menentukan diagnosis berbagai penyakit.
5.
Penyempurnaan metode pencangkokan organ yang sesuai agar
tidak terjadi proses penolakan.
6.
Penyempurnaan teknik perbaikan kimia tubuh untuk
menyembuhkan penyakit keturunan, misalnya hemofili.
Sebelum rekayasa genetika dikembangkan untuk memerangi
diabetes dilakukan ekstraksi insulin dari pankreas babi atau lembu. Hal ini
akan memakan banyak sekali biaya dan insulin yang dihasilkan dapat
mengakibatkan hipersensitivitas maupun resistensi. Setelah teknik rekayasa
genetika dikembangkan, maka sekarang telah dapat dibuat insulin manusia oleh
bakteri. Ini dilakukan dengan jalan menyematkan gen pengkode pembentukan
insulin manusia pada bakteri.
Untuk membuat insulin, mula-mula membuat rancangan urutan
ADN yang mengode asam amino insulin yang telah diketahui. Kemudian diikuti
dengan sintesis kimiawi gen rantai A dan gen rantai B insulin, tetapi
pembuatannya dilakukan secara terpisah. Masing-masing mengandung kodon metionin
pada ujung 5’ (yang tentunya menjadi ujung amino protein yang ditranslasikan)
dan menghentikan urutan pada ujung 3’. Masing-masing gen disisipkan ke dalam
gen β-galaktosidase plasmid. Kemudian dimasukkan ke dalam E. coli. E.
colidibiakkan dalam medium yang mengandung galaktosa sebagai sumber C dan
sumber energi dan bukan glukosa. Sebab itu bakteri akan mensintesis
β-galaktosidase. Bersamaan dengan ini disintesis pula rantai A dan rantai B
insulin, yang dilekatkan oleh sisa metionin. Setelah pelarutan bakteri, maka
perlakuan dengan sianogen bromida akan memecah protein pada metionin. Dengan
demikian rantai insulin akan terpisah dari β-galaktosidase. Rantai-rantai
dimurnikan dan digabungkan, maka terjadilah insulin asli manusia.
Saat ini sedang dikembangkan pendekatan sintetik lain, gen
untuk molekul pemula insulin atau proinsulin disintesis dan disisipkan ke dalam E.
coli. Proinsulin yang dihasilkan dimurnikan. Proinsulin dicerna dengan
enzim tripsin dan karboksipeptidase, maka terjadilah insulin manusia .
3.
Pemanfaatan Bioteknologi Dalam Bidang pangan
Mikroorganisme sangat besar peranannya dalam bidang pangan.
Mikroorganisme dapat mengubah suatu bahan pangan menjadi bahan pangan lain
dengan nilai gizi lebih tinggi, rasa lebih enak, lebih mudah dicerna dan dengan
penampilan lebih menarik. Selain pengubahan bahan makanan mikroorgaisme itu
sendiri dapat digunakan sebagai sumber makanan oleh manusia maupun hewan.
Dibalik manfaatnya yang besar, mikroorganisme juga dapat
menjadi penyebab utama kerusakan makanan kita. Mikroorganisme ialah penyebab
makanan menjadi busuk dan beracun. Pada bab ini hanya dibahas peran positif
mikroorganisme dalam bidang pangan khususnya yang berkaitan dengan bioteknologi
pangan.
Hasil pangan yang diproduksi oleh mikroorganisme sangat luas
kisarannya, dari pangan hasil fermentasi secara tradisional yang telah ada
sejak zaman dahulu sampai pada produk-produk mutakhir. Pangan hasil fermentasi
yang telah ada sejak zaman dahulu ialah roti, keju, yoghurt, anggur, bir,
tempe, oncom, kecap dan lain-lain. Produk-produk mutakhir, antara lain
mikroprotein dan protein sel tunggal. Peran yang dimainkan oleh mikroorganisme
dalam produksi bahan pangan meliputi penggunaan enzim mikroba atau metabolit
yang lain, berbagai proses fermentasi pangan dan pembiakan mikroorganisme
tertentu dalam skala besar sebagai bahan pangan.
Penggunaan bioteknologi, sebagaimana ilmu pengetahuan
lainnya kadang-kadang bersifat embigu, yakni disatu sisi dapat bermanfaat untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup manusia, tetapi disisi lain dapat dimanipulasi
untuk tujuan destruktif. Teknik rekayasa genetik misalnya, menjanjikan kepada
kita antara lain dapat menghilangkan berbagai jenis penyakit keturunan melalui
“penggantian” gen. Pada kondisi yang sama pembelokan tehnik ini bisa saja terjadi
akibat munculnya godaan, sehingga manusia melalui percobaannya dapat
menciptakan manusia super atau bahkan menciptakan monster maupun penjahat demi
mencapai tujuannya.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah dampak bioteknologi
terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia. Hewan–hewan yang telah mengalami
modifikasi secara genetik belum tentu langsung dapat dikonsumsi oleh manusia
karena efek samping resiko genetik atau adanya residu antibiotik pada daging
yang akan termakan oleh manusia akibat pengobatan jangka panjang, demikian
pendapat sebagian orang. Namun, sebagian lainnya mengatakan bahwa dengan
bioteknologi, produk makanan menjadi lebih sehat, contohnya daging dapat
diproduksi kandungan lemak dan kolesterol yang rendah atau jenis susu yang lebih
mudah dicerna.
Dampak ilmu pengetahuan terhadap cara berpikir manusia
dewasa ini sungguh dahsyat. Rasionalitas ilmu pengetahuan itu tidak hanya
mengubah cara pandang tradisional kita, tetapi juga teologi yang terlalu
theosentris. Ilmu pengetahuan secara umum membantu manusia untuk memecahkan
masalahnya, sehingga falsafah Tuhan Allahnya deisme (pandangan yang menegaskan
bahwa hanya Tuhan yang dapat memecahkan problem manusia) berangsur-angsur
hilang.
Selanjutnya dikatakan bahwa manfaat ilmu pengetahuan dan
teknologi akan memperbesar kekuasaan kita atas alam dan masyarakat dan atas
diri kita sendiri, sehingga akan muncul lagi bahaya dari teknologi yaitu
semakin meningkatnya ilmu pengetahuan, teknologi dan bioteknologi justru akan
melayani nafsu terhadap kekuasaan atau keinginan irrasional untuk mendominasi.
Untuk mengurangi bahaya yang mungkin timbul akibat teknologi
maupun bioteknologi maka manusia sebagai makhluk Tuhan, mengingat dan
menerapkan apa yang ditulis Nasution (1999) yaitu setiap kali seorang ilmuwan
akan mengadakan penelitian ia harus sadar akan kedudukannya sebagai manusia di
bumi ini.
4. Pemanfaatan Bioteknologi Dalam
Bidang Perternakan dan Perikanan.
Penggunaan
bioteknologi guna meningkatkan produksi peternakan meliputi:
1. Teknologi produksi, seperti
inseminasi buatan, embrio transfer, kriopreservasi embrio, fertilisasi in
vitro, sexing sperma maupun embrio, cloning dan spliting.
2. Rekayasa genetika, seperti
genome maps, masker asisted selection, transgenik, identifikasi genetik,
konservasi molekuler,
3. Peningkatan efisiensi dan kualitas
pakan, seperti manipulasi mikroba rumen, dan
4. Bioteknologi yang berkaitan dengan
bidang veteriner (Gordon, 1994 ; Niemann dan Kues, 2000).
Teknologi
reproduksi yang telah banyak dikembangkan adalah
a) Transfer embrio berupa teknik
Multiple Ovulation and Embrio Transfer (MOET). Teknik ini telah diaplikasikan
secara luas di Eropa, Jepang, Amerika dan Australia dalam dua dasawarsa
terakhir untuk menghasilkan anak (embrio) yang banyak dalam satu kali siklus
reproduksi.
b) Kloning telah dimulai sejak
1980an pada domba. Saat ini pembelahan embrio secara fisik (spliting) mampu
menghasilkan kembar identik pada domba, sapi, babi dan kuda.
c) Produksi embrio secara in vitro,
teknologi In vitro Maturation (IVM), In Vitro Fertilisation (IVF), In Vitro
Culture (IVC), telah berkembang dengan pesat. Kelinci, mencit, manusia, sapi,
babi dan domba telah berhasil dilahirkan melalui fertilisasi in vitro
(Hafes, 1993).
Di Indonesia, transfer embrio mulai dilakukan pada tahun
1987. Dengan teknik ini seekor sapi betina mampu menghasilkan 20-30 ekor
anak sapi (pedet) pertahun. Penelitian terakhir membuktikan bahwa menciptakan
jenis ternak unggul sudah bukan masalah lagi. Dengan teknologi transgenik,
yakni dengan jalan mengisolasi gen unggul, memanipulasi dan kemudian
memindahkan gen tersebut dari satu organisme ke organisme lain, maka ternak
unggul yang diinginkan dapat diperoleh. Babi transgenik, di Princeton Amerika
Serikat kini sudah berhasil memproduksi hemoglobin manusia sebanyak 10-15% dari
total hemoglobin manusia, bahkan laporan terakhir mencatat adanya peningkatan
presentasi hemoglobin manusia yang dapat dihasilkan oleh babi transgenik ini.
Dalam bidang perikanan, kebutuhan adanya penerapan teknologi
sangat dinantikan, mengingat adanya penangkapan ikan yang melebihi potensi
lestari (over fishing), banyaknya terumbu karang yang rusak dan dengan adanya
peningkatan konsumsi ikan. Menteri Kelautan dan Perikanan, Sarwono mengakui
adanya kebutuhan penerapan teknologi, tetapi ia juga mengakui adanya ketakutan
pada dampak penerapan teknologi tinggi.
Penelitian bioteknologi dalam bidang perikanan, di utamakan
pada tiga kelompok, yaitu: akuakultur, pemanfaatan produksi alam dan prosesing
bahan makanan yang bernilai ekonomi tinggi. Pengembangan bioteknologi di bidang
akuakultur meliputi seleksi, hibridasi, rekayasa kromosom dan pendekatan
biologi molekuler seperti transgenik sangat dibutuhkan untuk menyediakan benih
dan induk ikan.
Pada akuakultur, program peningkatan sistem kekebalan ikan
telah dilakukan dengan menggunakan vaksin, imunostimulan, probiotik dan
bioremediasi. Vaksin dapat memacu produksi antibiotik spesifik dan hanya
efektif untuk mencegah satu patogen tertentu. Imunostimulan merupakan teknik
meningkatkan kekebalan yang non spesifik, misalnya lipopolysaccharide dan
B-glucan yang telah diterapkan untuk ikan dan udang di Indonesia. Probiotik
diaplikasikan pada pakan atau dalam lingkungan perairan budidaya sebagai
penyeimbang mikroba dalam pencernaan dan lingkungan perairan.
Pada tahun 1980 penelitian transgenik pada ikan telah
dimulai dengan mengintroduksi gen tertentu kepada organisme hidup lainnya serta
mengamati fungsinya secara in vitro. Dalam teknik ini, gen asing hasil isolasi
diinjeksi secara makro ke dalam telur untuk memproduksi galur ikan yang
mengandung gen asing tersebut. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan
ikan transgenik, yaitu:
1. Isolasi gen (clone DNA) yang akan
diinjeksi pada telur,
2. Identifikasi gen pada anak ikan
yang telah mendapatkan injeksi gen asing tadi, dan
3. Keragaman dari turunan ikan yang
diinjeksi gen asing tersebut.
5.
Manfaat Bioteknologi Dalam
Menyelesaikan Masalah Sosial
Molekul
DNA dapat diisolasi dari sel kemudian dideteksi sehingga memberikan gambaran
enzim retriksi yang khas pada setiap orang. Dalam kasus pembunuhan, pengadilan
bisa melacak pelakunya bila penjahat meninggalkan sampel darah atau jaringan
ditempat terjadinya kejahatan. Demikian pula kasus perebutan anak di pengadilan
dapat diselesaikan denganadanya hasil tes DNA, karena anak memiliki kesamaan
enzim retriksi dengan orang tuanya.
2.3 Pentingnya Bioteknologi Ditinjau
dari Kurikulum
Dalam kurikulum 2013 untuk SMP
bioteknologi terdapat pada materi kelas 9 menegenai bioteknologi dan produksi
pangan. Manfaat mata kuliah bioteknologi :
di tinjua dari segi kurikulum.
di tinjua dari segi kurikulum.
Biologi
sebagai ilmu dasar dan terapan telah berkembang dengan pesat sejalan dengan
perkembangan ilmu dan teknologi. Isu-isu terbaru tentang perkembangan biologi
seperti bioteknologi tidak semuanya dapat diakomodir
khususnya oleh kalangan guru karena, misalnya, keterbatasan akses. Informasi
tentang perkembangan biologi terkini sangat dibutuhkan oleh dosen, guru bidang
studi biologi dan mahasiswa calon guru untuk memperluas dan memperkaya wawasan
sebagai bekal mengajar di kelas. Peralihan dari abad fisika ke abad biologi
sebenarnya telah mulai terasa berabad-abad silam. Kebutuhan manusia terus
meningkat dari mulai papan, sandang dan pangan, dan meningkatnya kebutuhan ini
menimbulkan banyak masalah. Semua ini telah mendorong proses peralihan ini.
Berkembangnya
ilmu-ilmu terapan biologi yang di-back up oleh pesatnya perkembangan teknologi
merupakan salah satu ciri utama abad biologi, suatu masa dimana manusia sudah
sangat familiar dengan biologi (baik dari segi ilmu maupun terapannya) di dalam
kehidupan mereka mulai dari bentuk yang sederhana sampai dengan yang rumit:
misalnya dari pembuatan tape, keju, sampai dengan teknologi rekayasa genetika
dan biologi molekuler. Lahirnya bidang ilmu biologi terapan, dikenal dengan
sebutan Bioteknologi, bisa dikatakan sebagai representasi dari abad biologi. Di
samping itu, teknikteknik biologi molekuler saat ini telah banyak digunakan
dalam penelitian taksonomi atau sistematika (tumbuhan). Dalam dunia pendidikan
menengah, bioteknologi telah menjadi bagian dari kurikulum biologi SMU atau
sederajat (dimulai sejak kurikulum 1994). Ini artinya bahwa bioteknologi telah
mendapat tempat yang penting di masyarakat, sama pentingnya dengan teknologi
mikroprosesor dan teknologi informasi. Guru biologi sebagai penentu
keberhasilan belajar anak didik harus terus meng-up date informasi-informasi
terkini mengenai perkembangan biologi terkini untuk memperluas dan memperkaya
wawasan. Tidak hanya itu, guru juga harus mengetahui kontroversikontroversi
yang terjadi dari perkembangan bioteknologi baik yang berkaitan dengan etika
atau agama.
Minimnya
akses untuk mendapatkan informasi berharga tentang isu-isu perkembangan biologi
terkini merupakan kendala utama yang dihadapi para guru (khususnya SMU) bidang
studi biologi dalam rangka memperluas dan memperkaya wawasan biologi mereka. Di
dalam biologi, kita mempelajari hubungan saling ketergantungan antarorganisme
hidup dan keterkaitan organisme hidup dengan lingkungan tempat mereka hidup dan
berkembang biak. Dalam konteks ini, manusia memiliki posisi sentral dalam
memelihara dan mengelola hubungan hidup dengan organisme yang lainnya dan
lingkungannya. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia mampu menciptakan
teknologi untuk memanfaatkan organisme hidup yang lain serta lingkungan secara
efisiensi dan efektif. Dalam kerangka ini, biologi (ilmu dan terapannya) akan
terus berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi itu sendiri dan
permasalahan yang muncul.
Istilah
bioteknologi telah diinterpretasikan bermacam-macam. Salah satu definisi yang
luas dari bioteknologi adalah pemanfaatan organisme hidup, sistem dan proses
untuk membangun berbagai macam industri. Meskipun ini tidak mutlak harus,
unsur-unsur komersial harus digunakan dalam memanfaatkan proses biologi pada skala
besar. Umumnya, organisme hidup yang digunakan adalah bakteri, jamur dan
ganggang. Bioteknologi melibatkan banyak disiplin ilmu, dasar dan terapan.
Kerjasama yang baik antarpeneliti di bidang biologi dasar, kimia, mikrobiologi,
biofisik, genetika, biokimia, biologi sel & molekuler, teknologi komputer
& informasi, ekonomi dan akuntan akan menghasilkan produk bioteknologi yang
bermutu. Contoh produk bioteknologi, antara lain, adalah vaksin, steroid, agen
diagnostik, kultur jaringan, antibiotik, etanol, metanol, enzim, polimer,
purifikasi air minum, pengelolaan sampah, penaggulangan limbah, keju, bir,
yoghurt, sirup glukosa dan lain-lain. Perkembangan bioteknologi sebenarnya
berawal dari kegiatan yang sangat sederhana yang dilakukan manusia sejak dahulu
kala, misalnya pembuatan bir, minuman anggur, tape dan roti. Semuanya dilakukan
melalui serangkaian proses biologi (fermentasi) menggunakan mikroorganisme.
Bioteknologi
kontemporer dilandasi oleh penelitian yang dilakukan Louis Pasteur tentang
kuman-kuman yang hidup di dalam bir. Dari sini, sebuah pemahaman dasar tentang
peran ragi di dalam fermentasi anaerob dan bahwa pengasaman dan pembusukan
terjadi sebagai hasil dari aktifitas bakteri saat alkohol dirubah menjadi asam
cuka telah dimulai. Permulaan bioteknologi modern mungkin berkaitan erat dengan
penemuan dan produksi
secara komersial antibiotik penisilin sekitar tahun 1940-an. Kemunculan
teknologi DNA rekombinan pada tahun 1980-an mengindikasikan terobosan kemajuan
yang lain dari bioteknologi. Bioteknologi dan kurikulum sekolah Bioteknologi
telah tercantum sebagai salah satu subpokok bahasan di dalam mata pelajaran
biologi SMU. Bioteknologi, sebagai sebuah teknologi, berkaitan dengan penerapan
prinsip-prinsip saintifik untuk kemaslahatan orang banyak. Oleh karena itu
masuknya bioteknologi ke dalam kurikulum sekolah adalah suatu keharusan, karena
bioteknologi menawarkan banyak hal, diantaranya adalah: keterampilan kerja
laboratorium, integritas antara ilmu dan aplikasi, pemikiran tingkat tinggi,
dan peningkatan kesejahteraan.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjalasan
diatas dapat disimpulkan bahwa bioteknologi adalah cabang biologi yang
mempelajari pemanfaatan prinsip ilmiah dan rekayasa terhadap ormone, proses
biologis untuk meningkatkan potens iorganisme maupun menghasilkan produk dan
jasa bagi kepentingan manusia.bisa diartikan juga. Bioteknologi juga bermanfaat
pada bidang kesehatan, pertaanian, pangan, perternakan dan perikanan. Selain
itu jika ditinjau dari kurikulum memiliki manfaat biologi sebagai ilmu dasar dan
terapan telah berkembang dengan pesat sejalan dengan perkembangan ilmu dan
teknologi.
DAFTAR
PUSTAKA
0 comments:
Post a Comment