IDENTIFIKASI REAKSI DAN SENYAWA KIMIA
DALAM PROSES PEMBUATAN GULA AREN
Oleh:
1.
Nuriska
Ela Safitri (12030654057)
2.
Ma’murotus
Sa’idah (12030654209)
3.
Glorya
Rysty Ningtyas (12030654231)
4.
Indraini Ida Safitri (12030654235)
5.
Rahmania
Firda (12030654249)
UNIVERSITAS
NEGERI SURABAYA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Gula merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat di Indonesia yang
dijadikan bahan pelengkap makanan untuk menambah rasa manis. Gula yang
dikonsumsi masyarakat terdiri dari beberapa macam, salah satunya adalah gula
aren. Bahan baku pembuatan gula aren berasal dari nira yang didapat dari hasil
penyadapan pada pohon aren. Tanaman Aren (Arenga pinnata) punya banyak
kegunaan, persis pohon kelapa. Dengan masa tanam hingga berbuah selama 8-10
tahun, pada setiap pohon aren jantan dapat menghasilkan nira sebanyak 15 liter,
dimana 10 liternya bisa menjadi 1 kg gula aren. Alam Indonesia yang merupakan wilayah tropis memungkinkan pohon aren untuk
tumbuh subur. Terlebih pohon aren merupakan tanaman yang bisa tumbuh di
berbagai kondisi lingkungan asalkan tidak terlalu asam. Hal ini memungkinkan
para pembuat gula aren bisa tetap menjalankan usahanya dengan bahan baku yang
mencukupi.
Sebagai bahan makanan, gula aren memiliki nilai gizi yang cukup baik
dengan berbagai kandungan senyawa di dalamnya. Pada proses pembuatan gula aren
dari pohon aren sudah berlangsung sejaklama dan dipraktekkan oleh masyarakat
desa sulawesi utara secara turun-temurun. Teknik pembuatan dari satu tempat ke
tempat lainnya relatif seragam dan tidak mengalami perubahan yang nyata selama
bertahun-tahun. Peralatan yang digunakan dan cara pengolahan masih dilakukan
secara sederhana dan apa adanya. Perkembangan dewasa ini, para petani gula aren
mulai mengembangkan produk turunan dari gula aren, yaitu gula semut yang proses
pembuatannya membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan pembuatan
gula aren biasa.
Pada penelitian ini akan dibahas tentang proses pembuatan gula aren,
reaksi yang kimia yang terjadi pada gula aren selama proses pembuatan, dan
kandungan gula aren.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat ditarik rumusan masalah sebagai
berikut :
1.
Bagaimana
proses pembuatan gula aren dari nira kelapa?
2.
Bagaimanakah
reaksi kimia yang terjadi dalam proses pembuatan gula aren?
3.
Bagaimana
kandungan senyawa kimia pada gula aren?
C.
Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1.
Menjelaskan
cara pembuatangula aren dari nira kelapa
2.
Menjelaskan
reaksi kimia yang terjadi dalam proses pembuatan gula aren.
3.
Menjelaskan
kandungan senyawa kimia dalam gula aren
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tanaman Aren (Arenga pinnata)
Tanaman Aren (Arenga pinnata) punya banyak kegunaan,
persis pohon kelapa. Aren atau enau (Arrenga pinnata Merr) adalah salah satu
keluarga palma yang memiliki potensi nilai ekonomi yang tinggi dan dapat tumbuh
subur di wilayah tropis seperti Indonesia. Tanaman aren bisa tumbuh pada segala
macam kondisi tanah, baik tanah berlempung, berkapur maupun berpasir. Namun
pohon aren tidak tahan pada tanah yang kadar asamnya terlalu tinggi. Di
Indonesia, tanaman aren dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal pada tanah
yang memiliki ketinggian di atas 1.200 meter di atas permukaan laut dengan suhu
udara rata-rata 250 celcius. Di luar itu, pohon aren masih dapat
tumbuh namun kurang optimal dalam berproduksi.
Dengan masa tanam hingga berbuah
selama 8-10 tahun, pada setiap pohon aren jantan dapat menghasilkan nira
sebanyak 15 liter, dimana 10 liternya bisa menjadi 1 kg gula aren. Tidak
berhenti sampai disitu, sebagaimana tanaman singkong, sorgum, ubi jalar,
jagung, dan jarak pagar, nira aren dapat menjadi 1.3 liter bioethanol. Tentu
kita tahu bahwa bioethanol adalah salah satu jenis bahan bakar /sumber energi
terbarukan.
Selain gunanya sebagai bahan bakar,
kandungan gizi gula aren ternyata juga cukup baik. Dibandingkan gula tebu, gula
aren memiliki nilai indeks glikemik yang lebih rendah yaitu sebesar 35
sedangkan pada gula pasir indeks glikemiknya sebesar 58.
Sebagai informasi, Indeks Glisemik
(Glychemic Index) adalah skala atau angka yang diberikan pada makanan tertentu
berdasarkan seberapa besar makanan tersebut meningkatkan kadar gula darahnya,
skala yang digunakan adalah 0-100. Indeks glikemik disebut rendah jika berada
di skala kurang dari 50, indeks glikemik sedang jika nilainya 50-70 dan indeks
glikemik tinggi jika angkanya di atas 70.
Para ahli mengungkapkan nilai indeks
glikemik yang lebih rendah ini membuat gula aren lebih aman dikonsumsi dan
tidak menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang signifikan, sehingga bisa
membahayakan tubuh terutama bagi penderita diabetes. Serta semakin gelap warna
gula, maka kadar nutrisinya cenderung lebih banyak.
Selain kandungan gulanya yang lebih
sedikit, gula aren juga diketahui mengandung senyawa-senyawa lain yang
bermanfaat sepertithiamine, riboflavin, asam askorbat, protein dan juga
vitamin C. Bahkan ada yang menjamin bahwa tanaman aren dapat mengobati
batu ginjal, sariawan, dan ruam kulit.
B.
Cara
Pengolahan Gula Aren
Bahan dasar untuk pengolahan gula merah
aren adalah nira yang masih segar, rasa manis, tidak berwarna dengan pH 6-7 dan
total asam 0,1%. Mutu gula merah yang dihasilkan ditentukan oleh bahan baku
yaitu nira, apabila pH < 6 tidak diolah menjadi gula tetapi diolah
menjadi cuka atau alkohol. Untuk mendapatkan nira yang memenuhi syarat sebagai
bahan baku pembuatan gula, wadah
penampung nira di pohon dicuci dengan nira yang mendidih. Nira yang ditampung
dengan wadah ini memiliki ph 6,2-6,8 dan kadar sukrosa 12
-15%
Prinsip pembuatan gula aren adalah menguapkan air dalam nira
sampai kekentalan tertentu, kemudian nira kental dicetak menggunakan cetakan
(Suhardiyono, 1991). Bahan baku nira kelapa umumnya diperoleh dari hasil panen
pohon kelapa sendiri atau pohon kelapa tetangga yang digarap dengan sistem bagi
hasil (Ningtyas, 2012). Nira kelapa diperoleh dari penyadapan tandan bunga kelapa
yang dilakukan pada pagi dan sore hari. Nira disadap dari tandan bunga jantan, dengan lama penyadapan dua hingga tiga bulan/tandan. Hasil sadapan pada pagi hari dikumpulkan, dan sebelum
pengolahan nira hasil sadapan diberi kapur 2 g/l nira, dipanaskan sampai
mendidih dan digabungkan dengan hasil sadapan sore hari, dimasak bersama pada
malam hari. Biasanya para pengrajin gula merah mampu memanjat
35-40 batang kelapa/hari dengan nira yang dihasilkan yaitu 0,5-2 liter/batang.
Setiap 20 liter nira mampu menghasilkan 5 kg gula merah kelapa sehingga
kapasitas produksi pengrajin gula merah kelapa mencapai 5-20 kg/hari (Marsigit,
2005). Peralatan yang digunakan dalam pembuatan gula merah kelapa meliputi :
tungku pemanas/kompor, wajan, pengaduk kayu, sendok, saringan, dan cetakan.
Proses
penyadapan membutuhkan waktu yang lama, nira kelapa mudah mengalami fermentasi
karena mengandung sukrosa yang tinggi. Setelah proses penyadapan, nira kelapa
harus langsung diolah karena akan terjadi kerusakan jika tidak langsung diolah
yang ditandai dengan warna nira menjadi keruh dan kekuning-kuningan, rasa asam
dan bau yang menyengat. Kerusakan ini terjadi karena pemecahan sukrosa menjadi
gula reduksi, proses pemecahan ini terjadi karena rendahnya pH nira (Santoso,
1993; Aryati, 2005). Mikroba yang berperan dalam proses hidrolisis sukrosa
menjadi gula reduksi adalah golongan khamir dan bakteri. Jenis khamir yang
dominan mencemari nira adalah Saccharomycescereviceae, sedangkan jenis
bakteri yang dominan adalah Leuconostocmesenteroides dan Lactobacillus
plantarum (Martoyo, 1989). Menurut Dachlan (1984) , proses kerusakan nira
diawali dengan proses inverse sukrosa, kemudian proses fermentasi dan diakhiri
dengan proses oksidasi menghasilkan asam asetat. Reaksi yang terjadi yaitu :
1.
C12H22O11
+ H2O C6H12O6
+ C6H12O6
Sukrosa
glukosa fruktosa
Pada reaksi ini terjadi
inversi bila nira sedikit asam atau terdapat enzim β-fruktofuronosidase
2.
2C6H12O6 4CO2 + 4C2H5OH
Glukosa/fuktosa
etanol
Pada
reaksi ini terjadi proses fermentasi
3.
4C2H5OH
+ 4O2 4CH3COOH
+ 4H2O
Etilalkohol
(etanol) asam asetat
Pada
reaksi ini terjadi proses oksidasi
Nira
yang telah rusak jika diolah akan menghasilkan gula merah yang tidak dapat
dicetak atau menyerupai dodol, sekalipun nira berhasil dicetak menjadi gula
merah maka hasil olahan tidak akan bertahan lama dan akan menjadi gula merah
bermutu rendah dalam bentuk gula bertekstur lunak (Agus, 2013).
Gula cetak diperoleh dengan cara menguapkan air nira dan
dicetak dalam berbagai bentuk, antara lain ukuran setengah tempurung kelapa,
ukuran balok, ataupun bentuk lempengan. Pengolahan gula merah aren
dilakukan oleh industri rumah tangga, dan digunakan sebagai pemanis, penyedap
dan pemberi warna pada berbagai jenis makanan.Cara pengolahan gula cetak, yaitu nira disaring, dituangkan kedalam wajan dan
dipanaskan di atas tungku.
Proses
pembuatan gula aren
dimulai dengan penyaringan nira dengan kain penyaring untuk menghilangkan
kotoran. Selanjutnya nira yang telah bersih dimasukkan ke dalam wajan dan
dimasak sambil diaduk. Pemanasan nira menggunakan tungku dan selama pemanasan
akan timbul busa yang dapat meluap. Agar busa nira tidak meluap sampai atas
wajan, nira harus diaduk dan ditambahkan minyak kelapa (1 sendok minyak kelapa
untuk 25 liter nira). Selama pemanasan, warna nira berubah, dari putih
kekuningan sampai menjadi coklat tua. Pemanasan dihentikan pada saat larutan nira menjadi kental dan berwarna coklat kemerahan. Untuk mengetahui waktu penghentian pemanasan, larutan
nira panas diteteskan ke dalam air. Apabila tetesan larutan ini mengental maka
pemanasan dihentikan. Wajan diangkat dari tungku, larutan diaduk kemudian
dimasukkan ke dalam cetakan, setelah kering, gula dikeluarkan dari cetakan dan
dikemas menggunakan daun pisang kering atau plastik. Agar gula tidak berwarna
coklat tua, ditambahkan natrium bisulfit sebanyak 0,02%. Penggunaan kayu bakar dalam pengolahan gula cetak
berkisar 0,25 m3 untuk pemasakan nira sebanyak 100 liter nira, dan menghasilkan gula sekitar 10-12kg.
BAB III
KESIMPULAN
Prinsip pembuatan gula aren adalah menguapkan air dalam nira
sampai kekentalan tertentu, kemudian nira kental dicetak menggunakan cetakan
(Suhardiyono, 1991). Nira yang diperoleh berasal dari penyadapan tandan bunga
jantan pada kelapa.Peralatan yang digunakan dalam pembuatan gula merah kelapa
meliputi : tungku pemanas/kompor, wajan, pengaduk kayu, sendok, saringan, dan
cetakan.Proses pembuatan gula aren
dimulai dengan penyaringan nira dengan kain penyaring untuk menghilangkan
kotoran. Selanjutnya nira yang telah bersih dimasukkan ke dalam wajan dan
dimasak sambil diaduk. Pemanasan nira menggunakan tungku dan selama pemanasan
akan timbul busa yang dapat meluap. Agar busa nira tidak meluap sampai atas
wajan, nira harus diaduk dan ditambahkan minyak kelapa (1 sendok minyak kelapa
untuk 25 liter nira). Selama pemanasan, warna nira berubah, dari putih
kekuningan sampai menjadi coklat tua.
Pemanasan dihentikan dan gula harus segera dimasukkan dalam cetakan
Gula aren mengandung senyawa-senyawa yang bermanfaat bagi tubuh sepertithiamine, riboflavin,
asam askorbat, protein dan juga vitamin C.Bahkan ada yang menjamin bahwa
tanaman aren dapat mengobati batu ginjal, sariawan, dan ruam kulit.
Reaksi yang terjadi
pada proses pembuatan aren, yaitu :
4.
C12H22O11
+ H2O C6H12O6
+ C6H12O6
Sukrosa glukosa fruktosa
Pada reaksi ini terjadi
inversi bila nira sedikit asam atau terdapat enzim β-fruktofuronosidase
5.
2C6H12O6 4CO2 + 4C2H5OH
Glukosa/fuktosa
etanol
Pada
reaksi ini terjadi proses fermentasi
6.
4C2H5OH
+ 4O2 4CH3COOH
+ 4H2O
Etilalkohol
(etanol) asam asetat
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2012. Makalah Cara Pembuatan Gula Aren. (Online), (http://www.tooloz.com/2012/04/makalah-cara-pembuatan-gula-aren.html, diakses
pada 1 Maret 2015).
Anonim.
2011. Proses Pembuatan Aren. (Online), (http://balitka.litbang.pertanian.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=205%3Agula-cetak-dari-nira-aren&catid=37%3Aberita&Itemid=160&lang=en, diakses pada 1 Maret 2015).
Anonim. 2014. Cara membuat Gula Merah Kelapa. (Online), (http://isparmo.web.id/2014/10/18/cara-membuat-gula-merah-kelapa-gula-jawa/, diakses pada 1 Maret 2015).
0 comments:
Post a Comment